Makalah Pakem ( Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Yang
melandasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) antara
lain filsafat Konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu
mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengalaman awal yang telah
dimiliki peserta didik. Harapannya mereka mampu membangun makna bagi fenomena
yang berbeda. (Lihat Paul Suparno). Di samping itu, juga filsafat Pragmatisme
yang menekankan agar dalam pembelajaran peserta didik sebagai subyek yang
aktif, sementara guru sebagai fasilitator (Lihar Ornstein & Levine, 1985).
Sekurang-kurangnya
dua filsafat pendidikan tersebut yang melandasi pembelajaran model PAKEM.
Tujuannya dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
daya serap peserta didik terhadap bahan ajar meningkat sehingga berdampak pada
peningkatan hasil belajar.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1.
Apa hakekat PAKEM ?
2.
Apa saja yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan PAKEM ?
3.
Bagaimana pelaksanaan atau penerapan
pembelajaran menggunakan PAKEM ?
C.
Tujuan dan
Manfaat
Tujuan dan
manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Menjelaskan dan mengetahui hakekat
PAKEM.
2.
Menjelaskan dan mengetahui hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan PAKEM.
3.
Menjelaskan dan mengetahui
pelaksanaan atau penerapan pemebelajaran menggunakan PAKEM.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PAKEM
1.
Pengertian
PAKEM
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut Wikipedia,
pengertian
pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pengertian
pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian
yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seorang peserta didik, namun proses
pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi
pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (Rusman,
2010:322). Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangnya
berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di
sekolah dari dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan
kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara
efektif dan menyenangkan. Ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Brooks (Rusman,
2010;323), yaitu “ pembaruan dalam harus dimulai dari bagaimana anak belajar,
dan bagaimana guru mengajar, bukan dari ketentuan hasil.”
Guru harus mengambil keputusan atas dasar
penilaian yang tepat ketika siswa belum dapat membentuk kompetensi dasar dan
standar kompetensi berdasarkan interaksi yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan supaya
kompetensi dasar dan standar kompetensi yang telah di rancang dapat tercapai.
Guru juga harus ditutut agar melakukan inovasi dalam segala hal yang berkaitan
dengan kompetensi yang disandangnya seperti inovasi dalam pembelajaran.
Untuk itu guru juga dituntut harus memiliki
pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar ( multimetode dan
multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun
internal. Dalam model PAKEM menurut (Rusman, 2010;323); guru dituntut
untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat ,elibatkan siswa melalui
partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang pada akhirnya
membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide
atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
a)
Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembe
pembelajaranlajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada
kegiatan ( childcentre/student centre) bukan pada dominasi guru dalamn
materi pelajaran (teacher centre). Jadi pembelajaran akan lebih bermakna
bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator
sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan
kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
b) Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengases
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak
memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan
belajar (to facilitate of kearning) kepada siswa. Dalam kegiatan ini
siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran,
sedamngkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur
sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
c)
Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat
memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreaktif menuntut guru untuk
merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir
maupun dalam melakuakan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai
dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.Berpikir kritis harus
dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya.
Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagi berikut ( Mulyasa,
2006: 192), yaitu:
a. Tahapan pertama; persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi
untuk diuji.
b. Tahap kedua; inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk
merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa
hipotesis tersebut rasional.
c. Tahap ketiga; iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan
keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional
d. Tahap keempat; verifkasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk
dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan
sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil
berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
d)
Pembelajaran
Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta
mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat
dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar
bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul
kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa
secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang
di sajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat.
Dalam pelaksanaannya perlu proses penukaran pikiran, diskusi, dan
perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar
yang harus dikuasai siswa.
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana
dan lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu guru harus mampu
mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi
pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar. Menciptakan kelas yang
efektif dengan peningkatan efektivitas proses pembelajaran tidak bisa dilakukan
secara parsial,melainkan harus menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif
dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
1)
melakukan appersepsi
2)
melakukan eksplorasi, yaitu
memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta
menggunakan varuiasi metode
3)
melakukan konsolidasi
pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam pembentukan kompetensi siswa dan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa,
4)
melakukan penilaian, yaitu
mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk
melakukan perbaikan program pembelajaran.
Untuk melakukan pembelajaran yang efektif , guru
harus memerhatikan beberapa hal, sebagai berikut: (1) pengelolaan tempat
belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan pembelajaran, (4)
pengelolaan konten/materi pelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber
belajar.
e)
Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull
instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau
tertekan ( not under pressure) ( Mulyasa, 2006:194). Dengan kata lain,
pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra
belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar
dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak
ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran.
2.
Prinsip PAKEM
Pembelajaran pakem merupakan sebuah model pembelajaran
kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses
pembelajarannya.
a.
Pertama, proses Interaksi (siswa
berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi,
lingkungan dsb).
b.
Kedua, proses Komunikasi (siswa
mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain
melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
c.
Ketiga, proses Refleksi, (siswa
memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa
yang mereka telah lakukan).
d.
Keempat, proses Eksplorasi (siswa
mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan,
percobaan, penyelidikan atau wawancara)
3.
Ciri-ciri atau Karakteristik PAKEM
a.
Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
b. Mendorong
kreativitas peserta didik &guru
c.
Pembelajarannya efektif
d.
Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik
4.
Tujuan PAKEM
Depdiknas (2005b) menjelaskan bahwa
tujuan PAKEM adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan
dengan menyiapkan siswa memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk
persiapan kehidupan masa depannya. Kegiatan PAKEM mengeksplorasi pengelolaan
kelas belajar aktif, strategi dan teknik pembelajaran yang efektif untuk
mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir.
5. Kelebihan dan Kekurangan PAKEM
Segala hal yang ada di dunia ini pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dalam pembelajaran model PAKEM.
Adapun
kelebihan dari model PAKEM adalah :
a.
Pakem merupakan pembelajaran yang
mengembangkan kecakapan hidup
b.
Dalam pakem siswa belajar bekerja
sama
c.
Pakem mendorong siswa menghasilkan
karya kreatif
d.
Pakem mendorong siswa untuk terus
maju mencapai sukses
e.
Pakem menghargai potensi semua siswa
f.
Program untuk meningkatkat pakem
disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
Sedangkan kekurangan
dari model PAKEM adalah :
a.
Perbedaan individual siswa belum
diperhatikan termasuk laki-laki / perempuan, pintar/kurang
pintar,social,ekonomi tinggi/rendah
b.
Pembelajaran belum membelajarkan
kecakapan hidup
c.
Pengelompokan siswa masih dari segi
pengaturan tempat duduk,kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum
mencerminkan belajar kooperatif yang benar
d.
Guru belum memperoleh kesempatan
menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
e.
Pajangan sering menampilkan hasil
kerja siswa yang cenderung seragam
f.
Pembelajaran masih sering berupa
pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat
tertutup
B.
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PELAKSANAAN PAKEM
1.
Memahami sifat yang
dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan
berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak
Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir memiliki
kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif.
Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus
kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan,
tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya,
guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk
melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2.
Mengenal anak secara
perorangan
Para siswa
berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu
temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan
sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
3. Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami
bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal
ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis
masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis
berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya,
antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi
jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa,
kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
5. Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk
memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan
diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi
bagi siswa lain.
Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan,
berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model,
benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan
pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
6. Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan
sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan
sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang
dalam belajar.
Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu
harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk
menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat men-gembangkan sejumlah
keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan
pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat
gambar/diagram.
7. Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan
salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus
secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam
menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa
hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa
daripada hanya sekedar angka.
8. Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan
para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja
diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.
Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah
tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau
takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun
dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan
‘PAKEMenyenangkan.’
C.
PENERAPAN
PAKEM
PAKEM
diterapkan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model
konvensional dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik
sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik.
Sedangkan
PAKEM memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil
bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar
termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan
dan efektif.
Sekurang-kurangnya
ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yakni:
1.
PAKEM lebih memungkinkan peserta
didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita
mengenal pembelajaran model konvensional yang dinilai hanya guru yang aktif
(monologis), sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajarannya dinilai
menjemukan, kurang menarik, dan tidak menyenangkan.
2.
PAKEM lebih memungkinkan, baik
peserta didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif, mencoba
berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara
peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama
teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga pada
akhirnya hasil pembelajaran dapat meningkat.
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran.
Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut tabel beberapa contoh
kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru.
Kemampuan Guru
|
Pembelajaran
|
Guru menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam.
|
Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan, misal:Alat
yang tersedia atau yang dibuat sendiriGambarStudi kasusNara sumberLingkungan
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan.
|
Siswa:Melakukan percobaan, pengamatan, atau
wawancaraMengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri Menarik kesimpulan
Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri Menulis laporan/hasil karya lain
dengan kata-kata sendiri
|
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau tulisan.
|
Melalui:DiskusiLebih banyak pertanyaan terbuka Hasil
karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa.
|
Siswa dikelompokkan sesuai dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu)Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan kelompok
tersebut.Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa
sehari-hari.
|
Siswa menceritakan atau memanfaatkan pengalamannya
sendiri.Siswa menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai pembelajaran dan kemajuan belajar siswa
secara terus menerus.
|
Guru memantau kerja siswa, Guru memberikan umpan
balik
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
PAKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Kreatif juga
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan
adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya
tinggi.
Pembelajaran
pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit
empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya, yaitu : proses interaksi,
proses komunikasi, proses refleksi, dan proses eksplorasi.
Yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PAKEM yaitu : Memahami sifat yang dimiliki anak, Mengenal anak
secara perorangan, Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar, Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik, Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, Memberikan umpan balik yang baik untuk
meningkatkan kegiatan belajar, dan Membedakan antara aktif fisik dan aktif
mental.
Sekurang-kurangnya
ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yakni:
1.
PAKEM lebih memungkinkan peserta
didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita
mengenal pembelajaran model konvensional yang dinilai hanya guru yang aktif
(monologis), sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajarannya dinilai
menjemukan, kurang menarik, dan tidak menyenangkan.
2.
PAKEM lebih memungkinkan, baik
peserta didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif, mencoba
berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara
peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama
teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga pada
akhirnya hasil pembelajaran dapat meningkat.
Gambaran
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama pembelajaran.
Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu
dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut.
B. SARAN
Dewasa ini,
perkembangan model dan metode pembelajaran berkembang pesat. Banyak sekali bermunculan
model-model maupun metode pembelajaran yang baru. Tujuannya sama, intinya ingin
memacu motivasi belajar siswa agar lebih
aktif dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapai dicapai dengan
maksimal.
Untuk itu,
sebagai seorang guru kita harus pandai-pandai menentukan model maupun metode
mana yang akan kita terapkan dalam pembalajaran.
Dalam pemilihan model dan metode
tersebut kita harus sesuaikan dengan karakteristik siswa dan pelajaran,
sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.